Udara pagi di Desa Bungur Raya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, terasa berbeda pada Senin, 30 September yang bersejarah itu. Sebuah semangat baru menggelora di antara hamparan sawah dan pepohonan yang menghijau. Pada hari itulah, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mimbar Berkah secara resmi meresmikan Green House Budidaya Melon Intanon Premium—sebuah terobosan yang tidak hanya mengubah lanskap pertanian desa, tetapi juga menanamkan benih harapan bagi kemandirian pangan dan ekonomi masyarakat.
Sebuah Hari Bersejarah untuk Ketahanan Pangan Desa
Acara peresmian greenhouse tersebut menjadi momen penting yang dihadiri oleh seluruh komponen masyarakat. Tampak hadir aparat pemerintah desa, tokoh masyarakat, perwakilan kepolisian, serta berbagai stakeholder terkait. Suasana kekeluargaan yang hangat tercipta sepanjang acara, mencerminkan semangat gotong royong yang menjadi jiwa dari inisiatif ini. Dua momen simbolis menjadi highlight acara: penyerahan bibit secara simbolis yang merepresentasikan dimulainya sebuah siklus kehidupan baru, dan kunjungan ke lokasi greenhouse yang menjadi kebanggaan baru warga Bungur Raya.
Greenhouse seluas ratusan meter persegi itu berdiri megah, berbeda dengan cara bertani konvensional yang selama ini dikenal masyarakat. Strukturnya yang modern dengan kerangka kokoh dan plastik UV transparan menjadi simbol transformasi pertanian desa menuju era yang lebih maju dan terencana. Di dalamnya, bibit-bibit melon premium mulai menunjukkan kehidupannya, daun-daun hijau muda yang suatu hari nanti akan menghasilkan buah berkualitas tinggi.
Visi dan Misi di Balik Buah Premium
Ketua BUMDes Mimbar Berkah, Suherli, dengan mata berbinar penuh keyakinan memaparkan visi besar di balik program budidaya melon ini. "Program ini adalah bagian dari strategi menyeluruh untuk membangun ketahanan pangan sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat desa," ujarnya dengan semangat. "Kami tidak sekadar menanam melon, kami menanam masa depan yang lebih baik untuk Bungur Raya."
Lebih jauh Suherli menjelaskan bahwa pilihan jatuh pada melon premium bukan tanpa alasan. "Melalui budidaya melon premium ini, kami ingin membuka peluang usaha baru bagi warga sekaligus menjadikan Desa Bungur Raya sebagai sentra produksi buah berkualitas. Selain untuk kebutuhan konsumsi lokal, kami menargetkan produk ini juga dapat bersaing di pasar yang lebih luas," tambahnya.
Visi tersebut tidak berlebihan. Melon Intanon Premium dipilih karena memiliki nilai ekonomi tinggi, permintaan pasar yang stabil, dan cocok dengan kondisi agroklimat Pangandaran. Dengan kualitas yang terjamin melalui sistem greenhouse, melon-melon ini ditargetkan dapat menembus pasar modern dan hotel-hotel berbintang di Jawa Barat, bahkan berpotensi untuk diekspor.
Inovasi Teknologi dan Kearifan Lokal
Salah satu aspek paling menarik dari program ini adalah penerapan teknologi modern yang tetap mempertimbangkan kearifan lokal. Greenhouse dibangun dengan konsep modern dan ramah lingkungan, mengintegrasikan sistem irigasi tetis yang efisien dalam penggunaan air, pengendalian hama terpadu yang mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, dan monitoring nutrisi tanaman yang presisi.
"Greenhouse ini memungkinkan kami mengendalikan faktor-faktor produksi dengan lebih baik," jelas Suherli. "Dari intensitas sinar matahari, kelembaban, hingga nutrisi tanaman, semuanya dapat kami optimalkan sehingga kualitas hasil panen lebih terjamin dibandingkan dengan sistem konvensional."
Yang membedakan program ini dari proyek pertanian modern lainnya adalah pendekatan inklusifnya. BUMDes tidak hanya membangun greenhouse dan menjalankannya sendiri, tetapi berkomitmen untuk melibatkan masyarakat melalui serangkaian pelatihan. "Kami akan menyelenggarakan pelatihan intensif bagi masyarakat, mulai dari teknik penanaman, perawatan, panen, hingga pemasaran. Tujuannya agar mereka dapat terlibat langsung dan suatu saat nanti mungkin mengembangkan usaha serupa secara mandiri," tambah Suherli.
Dukungan Multipihak dan Sinergi Kelembagaan
Kehadiran perwakilan kepolisian dalam acara peresmian bukan sekadar formalitas. Mereka menyampaikan dukungan penuh terhadap program BUMDes yang dinilai sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan ketahanan pangan nasional dan kemandirian desa. "Inisiatif seperti inilah yang kami dukung penuh," ujar perwakilan kepolisian setempat. "Selain mendukung ketahanan pangan, program seperti ini juga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi potensi kerawanan sosial di masyarakat."
Dukungan juga datang dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Pangandaran yang melihat potensi besar dalam pengembangan hortikultura berbasis teknologi. Sinergi antara BUMDes, pemerintah desa, dan instansi terkait menjadi katalisator penting dalam mewujudkan program ini. Kemitraan yang dibangun tidak hanya terbatas pada pendanaan, tetapi juga meliputi pendampingan teknis, akses pasar, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia.
Makna Lebih Dalam dari Sepotong Melon
Di balik kesederhanaan sebuah buah melon, tersimpan makna yang dalam bagi masyarakat Bungur Raya. Program greenhouse melon premium ini merepresentasikan transformasi mindset dari bertani sekadar untuk bertahan hidup menuju bertani sebagai kegiatan ekonomi yang bernilai tinggi dan berkelanjutan.
Bagi generasi muda desa yang selama ini mungkin memandang pertanian sebagai sektor yang kurang menarik, kehadiran greenhouse dengan teknologi modern ini menjadi bukti bahwa pertanian bisa menjadi lapangan kerja yang prestisius dan menjanjikan. Hal ini penting dalam mengatasi masalah regenerasi petani yang selama ini menjadi tantangan serius di berbagai daerah.
Lebih dari itu, program ini juga menjadi wahana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan. Dalam skala mikro, ketahanan pangan berarti kemampuan masyarakat untuk memproduksi pangan berkualitas secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar, sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari hasil produksi tersebut.
Dampak Berkelanjutan dan Rencana Ke Depan
Dampak program greenhouse melon ini diharapkan tidak berhenti pada produksi buah premium semata. Masyarakat berharap Desa Bungur Raya tidak hanya menjadi pelopor ketahanan pangan, tetapi juga mampu meningkatkan taraf hidup warga melalui sektor pertanian yang berkelanjutan.
Rencana ke depan, BUMDes Mimbar Berkah telah menyiapkan strategi pengembangan yang bertahap. Fase pertama adalah konsolidasi dan optimalisasi produksi di greenhouse percontohan ini. Fase kedua adalah replikasi dengan membangun greenhouse- greenhouse baru, baik oleh BUMDes maupun oleh kelompok masyarakat yang telah mendapatkan pelatihan. Fase ketiga adalah pengembangan industri hilir, seperti pengolahan produk turunan melon untuk meningkatkan nilai tambah.
Tidak berhenti di melon, ke depan BUMDes juga berencana mengembangkan komoditas hortikultura bernilai tinggi lainnya dengan model serupa, menciptakan diversifikasi produk yang dapat memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi desa.
Refleksi untuk Pembangunan Pedesaan yang Berkelanjutan
Kisah sukses awal Desa Bungur Raya dengan greenhouse melon premiumnya menawarkan refleksi berharga tentang pembangunan pedesaan yang berkelanjutan. Pertama, inisiatif ini menunjukkan bahwa kemandirian desa dapat diraih ketika ada kepemimpinan lokal yang visioner dan berani melakukan terobosan. Kedua, pendekatan bisnis melalui BUMDes terbukti efektif dalam mengelola sumber daya desa secara profesional tanpa mengabaikan nilai-nilai kekeluargaan.
Ketiga, integrasi antara teknologi modern dan kearifan lokal menciptakan model pembangunan yang kontekstual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Keempat, kolaborasi multipihak menjadi kunci dalam mengakselerasi pembangunan desa, menciptakan rasa kepemilikan bersama terhadap setiap program yang dijalankan.
Penutup: Sebuah Harapan dari Bungur Raya
Green House Budidaya Melon Intanon Premium di Desa Bungur Raya mungkin hanya sebuah titik kecil di peta Pangandaran, tetapi semangat yang diusungnya membawa pesan universal tentang potensi desa yang terpendam. Di balik kesederhanaan kehidupan desa, tersimpan potensi inovasi dan kreativitas yang dapat dikelola untuk kesejahteraan bersama.
Sebagai sebuah simbol, melon premium tersebut merepresentasikan buah dari kerja keras, kolaborasi, dan visi jangka panjang. Setiap kali masyarakat Bungur Raya memanen melon berkualitas tinggi dari greenhouse mereka, yang mereka petik bukan hanya buah, tetapi juga hasil dari keyakinan bahwa desa mampu berdikari, mandiri pangan, dan sejahtera melalui pengelolaan sumber daya yang bijaksana.
Dalam skala yang lebih luas, kisah Bungur Raya menginspirasi desa-desa lain di Indonesia untuk tidak menunggu uluran tangan dari luar, tetapi menggali potensi sendiri, berkolaborasi dengan berbagai pihak, dan berani melakukan lompatan inovasi. Sebab, ketahanan pangan nasional pada akhirnya dibangun dari ketahanan pangan setiap desa, dan kemandirian bangsa dimulai dari kemandirian setiap komunitas dalam memenuhi kebutuhan pangannya secara berdaulat dan berkelanjutan.